Rifampicin atau rifampin adalah obat
antibiotik yang digunakan untuk mengobati beberapa infeksi akibat bakteri. Obat
ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri.
Sejumlah infeksi yang dapat ditangani oleh
rifampicin, di antaranya adalah tuberkulosis (TBC) dan kusta. Selain itu, obat
ini juga dapat digunakan untuk mencegah meningitis akibat bakteri N. meningitidis dan
infeksi bakteri H. influenza tipe
B (Hib).Merek dagang: Corifam, Kalrifam, Lanarif,
Merimac, RIF, Rimactane, Rifampicin, Rifampin, Rifamtibi, TB RIF.
Peringatan:
- Hati-hati bagi penderita gangguan hati dan ginjal, serta porfiria dan kecanduan alkohol.
- Waspadai penggunaan obat ini bersama dengan obat antivirus ritonavir dan darunavir karena dapat meningkatkan risiko gangguan hati atau menurunkan efektivitas antivirus.
- Hindari penggunaan rifampicin bersama vaksinasi yang berasal dari bakteri yang dilemahkan, seperti vaksin tifus.
- Rifampicin dapat merubah urine, tinja, air liur, dahak, dan keringat menjadi berwarna oranye atau coklat kemerahan. Efek ini akan hilang bila penderita menghentikan konsumsi.
- Rifampicin dapat mempengaruhi efektivitas pil KB, disarankan untuk menggunakan kontrasepsi jenis lain.
- Terus konsumsi dan kontrol kembali kepada dokter sampai diperbolehkan untuk menghentikan obat, walaupun keluhan sudah menghilang. Menghentikan pengobatan tanpa sesuai anjuran dapat membuat bakteri terus tumbuh dan mengakibatkan infeksi kembali.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi rifampicin, segera temui dokter.
Gunakan rifampicin sesuai dengan anjuran
dokter atau informasi yang tertera pada kemasan. Obat ini sebaiknya dikonsumsi
saat perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.Jika
diresepkan rifampicin sirop, kocok terlebih dahulu sebelum diminum.
Usahakan untuk mengonsumsi rifampicin pada
waktu yang sama tiap harinya, agar pengobatan efektif.Bagi Anda yang lupa
mengonsumsi rifampicin, disarankan untuk segera melakukannya begitu teringat,
jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah
dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Berikut ini adalah interaksi yang mungkin
saja dapat terjadi jika menggunakan rifampicin bersama dengan obat lain. Di
antaranya adalah:
- Meningkatkan risiko kerusakan hati jika digunakan bersama dengan obat ritonavir.
- Mengurangi efektivitas phenytoin dan theophylline.
- Menurunkan efektivitas ketoconazole dan enalapril.
- Menurunkan efektivitas rifampicin jika digunakan bersama dengan antasida.
Sedangkan efek samping overdosis yang harus
diwaspadai dan diperiksakan ke dokter apabila terjadi adalah:
- Gangguan fungsi hati.
- Ruam kulit.
- Nyeri ulu hati.
- Mual.
- Muntah.
- Nafsu makan turun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar