Selasa, 20 November 2018

Mengatasi Infeksi Jamur dengan Ketoconazole




Ketoconazole adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit. Misalnya kurap pada kaki, badan, atau lipat paha, panu. Obat antijamur ini mampu membunuh jamur penyebab infeksi, sekaligus mencegahnya tumbuh kembali.Merek dagang: Formyco, Formico Cream, Nizol, Nizoral Cream, Nizoral-SS, Solinfec, Solinfec Cream, okasid, Tokasid Cream, Zoloral Cream, Zoloral-SS.Takaran ketoconazole tergantung pada jenis infeksi, tingkat keparahannya, serta bentuk obat yang diberikan.

Krim dan sampo ketoconazole yang disarankan adalah dengan kandungan 2%. Krim ketoconazole umumnya dioleskan sebanyak 1-2 kali sehari pada bagian yang terinfeksi dan sampo ketoconazole dapat digunakan sebanyak 1 kali sehari selama maksimal 5 hari.
Sedangkan ketoconazole dalam bentuk tablet, diminum dengan dosis 200 mg per hari. Dosis ini bisa ditingkatkan oleh dokter hingga 400 mg apabila dibutuhkan. Khusus untuk anak-anak, takaran ketoconazole oral akan disesuaikan dengan berat badan pasien.
Gunakanlah ketoconazole sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan. Jangan berhenti menggunakan obat ini sebelum jangka waktu yang ditentukan oleh dokter. Walau infeksi terlihat sudah sembuh, jamur tetap berpotensi tumbuh kembali.
Sebelum mengoleskan krim ketoconazole, bersihkan dan keringkan bagian yang terinfeksi terlebih dulu. Jangan lupa mencuci tangan setelah mengoleskan obat ini untuk menghindari penyebaran infeksi ke bagian tubuh yang lain atau ke orang lain.
Untuk sampo ketoconazole, ratakan busa sampo hingga menutupi seluruh rambut dan kulit kepala. Setelah itu, diamkan selama 5 menit sebelum dibilas hingga bersih. Jika mengenai mata, segera basuh dengan air.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya selama mengonsumsi ketocoazole oral. Usahakan untuk meminumnya pada jam yang sama setiap harinya guna memaksimalkan efek obat.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi ketocoazole oral, disarankan segera melakukannya jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Terdapat berbagai obat yang berpotensi menimbulkan reaksi tidak diinginkan jika dikonsumsi bersamaan dengan ketoconazole. Beberapa di antaranya meliputi:
  • Muscarinic receptor antagonist (MRA), antasida dengan kandungan magnesium hidroksida, penghambat H2proton-pump inhibitors (PPI) ; menurunkan daya serap tubuh terhadap ketoconazole.
  • Isoniazid, efavirenz, dan nevirapine; menurunkan kadar ketoconazole dalam darah.
  • Pil KB; keefektifannya dapat menurun akibat ketoconazole.
  • Digoxin, antikoagulan oral, dan tacrolimus; dampaknya meningkatkan kadar enzim untuk mempercepat pengeluaran obat dari dalam tubuh.
  • Midazolam dan triazolam; efek sedatif dan hipnotik dari obat-obatan ini dapat meningkat dengan penggunaan bersama ketokonazole.
  • Astemizole, cisapride, dofetilide, pimozide, quinidine dan terfenadine; kadar obat-obatan ini di dalam darah dapat meningkat akibat ketoconazole, juga berpotensi menyebabkan gangguan irama jantung.
  • Lovastatin; peningkatan risiko gangguan pada otot.
  • Nisoldipine; kadar obat ini dapat meningkat secara signifikan di dalam darah akibat ketoconazole.
  • Eplerenone; peningkatan risiko hiperkalemia and hipotensi.
  • Ergotamine dan dihydroergotamine; peningkatan risiko penyempitan pembuluh darah yang dapat mengakibatkan kurangnya asupan darah ke otak.
Tiap obat berpotensi menyebabkan efek samping, begitu juga dengan ketoconazole. Sejumlah efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan antijamur ini meliputi:
  • Mual.
  • Diare.
  • Sakit kepala.
  • Sakit perut.
  • Biduran.
  • Trombositopenia
  • Demam.
  • Mengigil.
  • Ruam atau iritasi kulit.
  • Sensitif terhadap cahaya.
  • Sensasi terbakar atau perih pada kulit.
Segera hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi atau efek samping yang serius, seperti perut kembung, pembengkakan pada tangan, kaki, atau pergelangan kaki, kebas, sakit dada, gangguan penglihatan, urine berwarna gelap, lemas, lelah, pingsan, detak jantung tidak beraturan, serta timbul keinginan untuk bunuh diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar